Sabtu, 10 Desember 2011

” MANFAAT PSIKOLOGI BAGI CALON PENDIDIK ”


BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
      Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945 adalah sebagai upaya mencerdaskan generasi-generasi bangsa yang nantinya akan menjadi penerus perjuangan generasi terdahulu dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia menuju bangsa yang berbudi luhur dan berkesejahteraan sosial.
Namun demikian untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 diatas, bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk diraih. Realitas globalisasi dan modernisasi dilengkapi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya, diakui atau tidak telah memberi dampak negatif yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan terhadap perkembangan para generasi bangsa ini, dan selanjutnya hal ini akan dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana diamatkan oleh UUD 1945 diatas.
      Dampak negatif dari globalisasi, modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya terhadap perkembangan generasi-generasi bangsa ini tentunya bukan merupakan rahasia lagi. Hampir tiap hari kita disuguhi dengan informasi-informasi mengenai pelajar yang membolos sekolah dan keluyuran dijalanan atau berada di tempat penyewaan Play Station (Memorandum, 11 Maret 2008), pelajar yang terlibat perkelahian (News.okezone.com), pelajar yang terlibat perilaku seks bebas (http:www.bkkbn.go.id), pelajar yang terlibat penyalah gunaan NARKOBA (http:www.bkkbn.go.id) dan masih banyak lagi.
      Realitas perilaku para pelajar sebagaimana telah digambarkan diatas, jelas sangat menuntut keterampilan para tenaga pendidik dalam memahami perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik para pelajar jika menginginkan para pelajar tersebut tidak gagal di bangku sekolah dan tidak kehilangan masa depan mereka.
      Disinilah pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi para tenaga pendidik dan disinilah pentingnya peran seorang Psikolog dalam dunia pendidikan.
Arthur S. Reber, 1988 seorang guru besar psikologi di Brooklyn College, University of New York City, University of British Columbia Canada, dan University of Innsbruck Austria (dalam Syah, 2001) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:

1.    Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
2.    Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
3.    Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4.    Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan
            pendayagunaan ranah kognitif.
5.    Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

B.   Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :
  1. Pengertian Psikologi Pendidikan
  2. Arti Penting Psikologi Bagi Calon Pendidik
  3. Manfaat Psikologi Bagi Calon Pendidik

C.   Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.    Memahami Pengertian Psikologi Pendidikan
2.    Mengerti akan pentingnya Arti Psikologi bagi calon pendidik, dan
3.    Mengetahui Manfaat Psikologi Bagi Calon Pendidik



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi berasal dari kata "psyche" yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan "logos" atau ilmu. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya
1.  Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
2.  Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.
3.  Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)
4.  Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
5.  Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
6.  Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan
Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
1.    Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
2.     Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
3.     Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.


B.   Arti Penting Psikologi Pendidik Bagi Calon Pendidik
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa "diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik"
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan - pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
  1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
  1. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
  1. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
  1. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
  1. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
  1. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
  1. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
C.   Manfaat dan Makna Psikologi Bagi Calon Pendidik
Dalam interaksi antar individu baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa psikologis. Syaodih Sukmadinata (2003:31) mengatakan bahwa seluruh kegiatan interaksi pendidikan diciptakan bagi kepentingan siswa, yaitu membantu pengembangan sernua potensi dan kecakapan yang dimilikinya setinggi-tingginya. Sehubungan dengan hal itu, maka hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan, potensi dan kecakapan, dinamika perilaku serta kegiatan siswa terutana perilaku belajar menjadi kajian. utama dan penting bagi psikologi pendidikan.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, termasuk para siswa yang sath sama lainnya berbeda, pengetahuan mengenai psikologi ini amat penting bagi para guru pada semua jenjang satuan pendidikan. Para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar sekalipun) tak pernah memiliki respons yang sama persis terhadap situasi belajar mengajar di kelas. Keduanya sangat mungkin berbeda dalam hal pernbawaan, kematangan jasmani, inteligensi, dan keterampilan motorik. Anak-anak itu seperti juga anak lainnya, relatif berbeda dalam kepribadian sebagaimana yang tampak dalam penampilan dan cara berpikir atau memecahkan masalah mereka masing-masing. Dimanapun proses pendidikan berlangsung, alasan utama kehadiran guru adalah untuk membantu siswa agar dapat belajar sebaik-baiknya.
Oleh karena itu adalah hal yang mendasar bagi guru untuk mengetahui dan memaharni sepenuhnya karakteristik dan sifat-sifat para siswanya secara psikologis.

Dengan memahamnya secara psikologis, guru akan dapat memahami proses dan tahapan-tahapan belajar yang terjadi bagi para siswanya. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah.
Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai peserta didik dalam proses belajar dan proses belajar mengajar sesungguhnya tidak hanya diperlukan calon guru atau guru yang sedang bertugas di lembaga pendidikan dasar dan menengah, melainkan juga para dosen di perguruan tinggi (Muhibinsyah, 2003:16). Pekerjaan guru adalah lebih bersifat psikologis daripada pekerjaan seorang dokter, insinyur, atau ahli hukum. Untuk itu guru hendaknya mengenal anak didik serta menyelami kehidupan kejiwaan anak didik disepanjang waktu. Guru menurut Soemanto (1998:7) hendaknya tidak jemu dengan pekerjaannya, meskipun ia tidak dapat menentukan atau meramalkan secara tegas tentang bentuk manusia yang bagaimanakah yang akan dihasilkannya kelak di kemudian had. Hal ini menjadi kenyataan bahwa guru tak pemah mengetahui hasil akhir dan pekerjaannya.
  1. Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Psikologi Pendidikan
Ada dua tujuan utama dalam studi tentang psikologi pendidikan menurut Syaodih Sukmadinata (2003:22) yaitu:
a.    Agar seorang rnempunyai pemaharnan yang Iebih baik tentang individu, baik dirinya sendiri maupun orang lain; dan
b.    Dengan hasil pemahaman tersebut seseorang diharapkan dapat bertindak ataupun memberikan perlakuan yang lebih bijaksana.
Sementara itu Chaplin (1972) menitikberatkan manfaat atau kegunaan mempelajari psikologi pendidikan untuk memecahkan rnasalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dngan cara rnenggunakan metode-metode yang telah disusun secara rapi dan sistematis. Kemudian Lindgren berpendapat bahwa manfaat mempelajari psikologi pendidikan ialah untuk membantu para guru dan calon guru dalam mengembangkan pemaharnan yang lebih baik rnengenai pendidikan dan prosesnya. Pemecahan berbagai masalah pendidikan tidak perlu dibedakan apakah masalah-masalah psikologis itu dan pihak guru, siswa, atau situasi belajar mengajar yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.
Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan menurut pendapat Muhibinsyah (2003: 18) bahwa psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi penyelenggara pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan laiannya dalam mengelola proses belajar dan mengajar. Sedangkan proses pembelajaran tersebut adalah unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem pendidikan.
Manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan juga membantu untuk memahami karakteristik peserta didik apakah termasuk anak yang lambat belajar atau yang cepat belajar, dengan mengetahui karakteristik mi guru dapat mendesain pendekatan belajar untuk anak didik yang berbeda-beda tersebut, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal untuk seluruh karakteristik anak didik.
  1. Kekuatan-Kekuatan Umum Jiwa Manusia
Hakekat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam din manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih sempuma daripada makhluk-makhluk lain. Kekuatan-kekuatan umum jiwa manusia telah dibahas para tokoh ilmu jiwa dan pendidikan (Soemanto, 1998:12).



Berdasarkan observasi dan penyelidikan yang dilakukan oleh Plato (428-348 SM) mengungkapkan bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan yaitu:
  1. Akal sebagai kekuatan terpenting dan jiwa manusia,
  2. Akal adalah bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan.
  3. Dengan akal, manusia dapat mengarahkan seluruh aktivitas jasmani dan kejiwaannya, sehingga manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera;
Spirit sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia. Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal rnelalui pemilihan berbagai alternatif gagasan; dan
Nafsu sebagai stimulus gerakan fisik dan kejiwaan dan merupakan kekuatan paling konkret dalam din manusia. Nafsu ini terbentuk dan segenap keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan dengan fungsi-fungsi jasmani. Plato membedakan antara keinginan-keinginan yang berguna dan konstruktif dengan keinginan-keinginan yang tidak berguna dan merugikan.
John Locke (1632-1704) menekankan pembahasan tentang akal sebagai gudang dan pengembang ilmu pengetahuan, karena akal merupakan kekuatan vital untuk mengembangkan dir Akal mempunyai kekuatan-kekuatan serta materiil untuk melatih kekuatan-kekuatan itu, ada dua kekuatan akal manusia yaitu:
Kekuatan berpikir yang disebut pengertian, segala peristiwa yang terjadi dalam akal dapat dikenal dan dikehendaki oleh manusia. Pengertian terjadi dan proses aktivitas pengamatan yang mencakup kegiatan mengindera, mengenal, menalar, dan meyakini. Mengamati berarti menerima impresiimpresi dan dalam dan dan luar din, dengan kata lam mengamati berarti memasukkan ide-ide dan konsep-konsep kedalam kesadaran dengan menggunakan berbagai macam cara. Pengamatan hanyalah kapasitas awal dan intelek manusia, pengertian memerlukan keterlibatan dan enam kekuatan mental manusia yang meliputi mengamati atau pengamatan, mengingat atau ingatan, imajinasi, kombinasi aktivitas psikis, abstnaksi atau pikiran, dan pemakaian tanda atau simbolisasi; dan
Kekuatan kehendak yang disebut kemauan, manusia sering mengimajinasikan sesuatu tmdakan yang berhubungan dengan suatu pilihan diantara berbagai alternatif. Tindakan memilih mi disebut sebagai istilah “volition” dapat terjadi apabila kita menggerakkan kekuatan kehendak atau kemauan.
Jadi kemauan adalah kekuatan untuk memilih, bukan keinginan. Keinginan adalah ide reflektif yang melibatkan sesuatu keadaan dimasa mendatang, sedangkan kemauan adalah kekuatan untuk memilih sesuatu keadaan atau tindakan dimasa sekarang. Meskipun kemauan tidak sama dengan keinginan, namun keduanya berhubungan erat. Kekuatan kejiwaan manusia menumt Jean Jacques Rousseau (1712-1778) ada lima yang terdiri dan lima kekuatan jiwa manusia yaitu:
  1. Penginderaan terjadi apabila objek-objek ekstemal berinteraksi dengan organ-organ indera;
  2. Perasaan sangat erat hubungannya dengan penginderaan;
  3. Keinginan sangat erat kaitannya dengan perasaan senang atau tidak senang, cocok atau tidak cocok, dan setuju atau tidak setuju;
  4. Kemauan sangat erat hubungannya dengan keinginan; dan
  5. Akal sebagai kekuatan penemu ide umum maupun kebenaran sesuatu ide, memiliki dua kapasitas yaitu Pertama kapasitas penalaran indera yang disebut “common sense”, penalaran indera memberikan ide tertentu tentang benda tertentu di alam sekitar.
Kedua, kapasitas penalaran intelektual, bila kita dengan akal sehat menyimpulkan ide tentang sesuatu benda, maka terhadap setiap benda yang sejenis dapat dimasukkan kedalam ide umum itu.
Menurut (Soemanto, 1998:17) pengetahuan tentang kekuatan-kekuatan kejiwaan mi sangat perlu untuk dipelajari oleh para guru atau pendidik demi kelancaran memberi pelayanan yang sesuai dengan sifat umum jiwa anak didik. Pengetahuan mi juga sangat bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya pentmg dalam rangka memotivasi tingkah laku belfIjar anak didik di dalam proses belajar mengajar.



 
REFERENSI


Iskandar Dr. M.Pd. 2009. Psikologi Pendidikan. Jambi : Gaung Persada (PS) Press

Makmun, Abin Syamsuddin. 2004. Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/psikologi-pendidikan-dan-guru/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar